Saya nggak tahu kapan pertama kali jatuh cinta sama sate, tapi satu hal yang pasti: begitu mulai, susah berhenti. Ada sesuatu tentang potongan daging yang ditusuk di tusukan bambu, dibakar sampai harum, lalu disiram saus kacang atau kecap yang bikin saya selalu tergoda.
Dan jujur aja, saya sudah melewati banyak fase sebagai penggemar sate. Dari sekadar pembeli biasa yang asal makan, sampai jadi orang yang penasaran bagaimana cara bikin sendiri di rumah (dan gagal total beberapa kali).
Kesalahan Pertama: Percaya Diri Berlebihan
Jadi, dulu saya pernah berpikir: “Ah, bikin sate mah gampang! Tinggal tusuk, bakar, jadi.” Kalau kamu pernah berpikir seperti ini, mari kita akui bersama: itu salah besar.
Kesalahan pertama saya? Pakai potongan daging terlalu besar. Saya kira semakin besar potongannya, semakin puas makannya. Ternyata? Salah total. Dagingnya jadi susah matang merata, bagian luar gosong, dalamnya masih mentah. Udah gitu, bumbu susah meresap.
Pelajaran penting: potong daging kecil-kecil, sekitar 2 cm. Ini bikin bumbu lebih meresap dan lebih cepat matang. Ditambah lagi, kalau pakai lemak di antara potongan daging? Wah, itu sih level sate naik drastis.
Rahasia Bumbu: Jangan Hanya Andalkan Saus Kacang
Waktu pertama kali bikin sate sendiri, saya pikir saus kacang itu yang paling penting. Sampai akhirnya saya nyobain sate Madura yang bumbunya meresap sampai ke dalam daging. Saya baru sadar: sebelum dibakar, daging harus direndam dalam bumbu minimal satu jam, kalau bisa semalaman lebih mantap.
Bumbu rendaman favorit saya? Bawang putih, ketumbar, kecap, sedikit gula merah, dan air asam jawa. Simpel, tapi hasilnya luar biasa.
Oh, dan satu hal yang sering saya lewatkan dulu: pakai minyak dari lemak ayam waktu memanggang. Ini bikin sate lebih juicy dan wangi banget. Kalau cuma pakai kecap biasa? Ya enak, tapi kurang nendang.