Fakta Ledakan di Magelang 11 Rumah Hancur hingga 1 Orang Tewas Saat Korban Racik 75 Kg Bahan Petasan


Berikut adalah artikel atau berita yang terjadi di nasional dengan judul Fakta Ledakan di Magelang 11 Rumah Hancur hingga 1 Orang Tewas Saat Korban Racik 75 Kg Bahan Petasan yang telah tayang di pkv1qq.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – Suara ledakan keras mengejutkan warga Dusun Junjungan, Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (26/3/2023) pukul 20.10 WIB.

Ledakan berasal dari rumah milik Mufid (33) yang sehari-hari dikenal sebagai tukang batu.

Sebelum terjadi ledakan, Mufid diduga sedang meracik 7,5 kilogram bahan-bahan petasan.

Ledakan tersebut membuat Mufid meninggal dunia. Sementara tiga orang lainnya luka-luka dan 11 rumah hancur.

Kepala Dusun Junjungan, Himawan bercerita saat ledakan terjadi, ia berada di rumah yang berjarak 3 rumah dari lokasi.

Baca juga: Ledakan Bahan Petasan di Magelang, Polisi Amankan Karung Berbau Belerang

Saat itu ia mengira ada ledakan tabung elpiji sehingga bersama warga mencari sumber ledakan. Ia bercerita kepulaan asap cukup tebal, bahkan kaca rumah dan masjid juga pecah.

“Setelah dengar suara ledakan itu, terus ada kepulan asap lumayan tebal itu, warga langsung berlarian ke lokasi kejadian. Jalan sudah tertutup reruntuhan bangunan.Saya juga ke masjid memastikan yang di masjid. Ternyata juga kaca-kaca ada yang pecah dan sebagainya,” ungkap Himawan.

Selain menewaskan pemilik rumah, ledakan tersebut membuat tiga korban mengalami luka-luka. Mereka adalah Nurhayah (41), Naela Janur (17) dan Nailatul (18) yang tinggal di sekitar TKP.

Kapolresta Magelang, Kombes Polisi Ruruh Wicaksono menjelaskan dari hasil olah TKP, petugas menemukan 1 karung plastik warna silver ukuran 65 x 50 centimeter yang sudah rusak dan mengeluarkan bau menyengat dari belerang.

Baca juga: Pemkab Magelang Akan Bantu Warga Terdampak Ledakan Bahan Petasan Pakai Anggaran Tak Terencana

Ruruh mengatakan dari keterangan saksi istri korban, suaminya sempat naik ke lantai dua sebelum terdengar ledakan.

“Atas keterangan daripada istri korban, korban sempat naik ke lantai dua rumahnya dan kemudian terjadi ledakan,” terangnya.

Polda Jawa Tengah mengatakan korban Mufid memesan bahan petasan sebanyak 7,5 kilogram untuk diracik dan dijual, bahan itu antara lain sulfur, aluminium, dan lainnya.

Tubuh korban ditemukan tak utuh

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jawa Tengah Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti memaparkan, tubuh korban ledakan bahan petasan ditemukan sudah tidak utuh di TKP.

“Kita temukan beberapa bagian tubuh di TKP, kemudian kita periksa juga yang di RSUD Muntilan. Satu bagian tubuh dari leher sampai perut dan lutut masih ada,” kata Hastry, usai olah TKP di Dusun Junjungan, Senin (27/3/2023).

Menurut dia, bagian tubuh paling parah adalah kedua kaki karena paling dekat kontak dengan sumber ledakan.

Baca juga: Tubuh Korban Tewas akibat Ledakan Bahan Petasan di Magelang Ditemukan Tak Utuh

Walaupun begitu, pihaknya berhasil merekonstruksi tubuh korban yang bernama Mufid (33) itu sehingga dapat dikenali oleh kerabatnya.

“Kami kumpulkan dari TKP, lalu disambung-sambung lagi, kita jahit. Kami rekonstruksi wajah korban sehingga bisa dikenali bahwa korban memang tinggal di lokasi ini,” sebut Hastry.

Dari hasil penyelidikan dengan dibantu oleh tim Gegana, Inafis, dan Labfor ditemukan bahan peledak berupa senyawa Potasium, Sulfur, dan Alumunium.

Jenazah korban telah diserahkan ke pihak keluarga dan telah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Senin (27/3/2013) sore.

Baca juga: Soal Ledakan Petasan di Magelang, Ganjar Wanti-Wanti Masyarakat: Bahaya, Jangan Mercon-Merconan Lagi

Satu orang jadi tersangka

Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi menjelaskan, pihaknya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Ditreskrimum Polda Jawa Tengah untuk menangani kasus ini.

Hasil penyidikan sementara ditemukan sebanyak 10 kilogram bahan petasan dari beberapa tersangka, salah satunya berinisial I.

“Pengembangan kasus ini, kita bentuk tim khusus yang dipimpin oleh Ditreskrimum. Kita temukan 10 kilogram bahan petasan dari beberapa tersangka dan 1 orang sudah diamankan, atas nama I,” jelas Luthfi usai meninjau TKP ledakan bahan petasan di Dusun Junjungan, Senin (27/3/2023).

Kata Luthfi, berdasarkan jejak percakapan antara tersangka dan Mufid diperoleh informasi bahwa Mufid memesan bahan petasan kepada tersangka sebanyak 7,5 kilogram.

Baca juga: Detik-detik Ledakan Bahan Petasan di Magelang, Amin Rasakan Getaran Kencang: Seperti Gempa

Bahan-bahan itu terdiri dari potasium, sulfur (belerang) dan serbuk alumunium.

“Hasil penyelidikan, (sifat) ledakannya low explosive. Kemudian bahan yang ditemukan berupa potasium, sulfur dan alumunium. Yang bersangkutan (korban) memesan bahan petasan (kepada tersangka) hampir 7,5 kilogram,” sebut Luthfi.

Pihaknya menyebut, korban ini sedang meracik bahan petasan sebelum akhirnya meledak. Petasan-petasan yang sudah jadi rencananya akan dijual oleh korban.

“Korban sedang meracik bahan petasan. Lalu ditemukan kontainer yang belum diisi obat (selongsong). Rencananya mau dijual. Tersangka dengan korban tidak ada hubungan keluarga,” imbuhnya.

Baca juga: Ledakan di Magelang Tewaskan 1 Orang, Polisi Temukan 1 Karung Berbau Menyengat di TKP

Luthfi menegaskan pengembangan kasus ini akan diteruskan sebagai pembelajaran bagi masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang melanggar undang-undang dan merugikan orang lain. Apalagi, pada saat bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

SUMBER: KOMPAs.com (Penulis: Ika Fitriana | Editor : Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo, Robertus Belarminus, Khairina)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.