Berikut adalah artikel atau berita yang terjadi di nasional dengan judul Ponpes Sepuh Payaman Magelang Buah Prihatin Kiai Siradj Sejak 1923 yang telah tayang di pkv1qq.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.
Magelang –
Kiprah pondok pesantren sepuh putri Masjid Agung Payaman Magelang telah diakui banyak orang. Santri sepuh yang datang berasal dari berbagai daerah.
Pengasuh pondok pesantren sepuh putri Masjid Agung Payaman Magelang, KH Mafatihul Huda mengatakan pondok pesantren sepuh didirikan oleh KH Anwari Siradj yang memiliki gelar Romo Agung pada 1923.
“Dulu Mbah Kiai Siradj, Romo Agung yang dimakamkan di belakang (belakang masjid), mbah keempat saya itu gini, ‘ini saya prihatin masyarakat kok semua pondok pesantren adalah anak-anak muda semua, kok nggak ada yang pondok sepuh. Maka saya tak ngopeni yang sepuh-sepuh’. Jadi bisa dikatakan dulu pertama kali ada pondok sepuh di Payaman Magelang,” kata Huda kepada wartawan, Sabtu (25/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Huda merupakan generasi keempat yang mengasuh ponpes sepuh tersebut. Santri sepuh yang nyantri tahunan saat ini ada sekitar 50-an orang. Kemudian saat puasa ramadan ini ada 100-an orang, sehingga total ada 150-an santri sepuh pria dan wanita.
Suasana di Pondok Pesantren Sepuh Putri Masjid Agung Payaman Magelang, Sabtu (25/3/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng
|
“Saya ini turunan yang keempat. Jadi Mbah buyut saya dulu merintis pondok pesantren sepuh, terus, terus sampai sekarang. Kalau nggak puasa ya sekitar 50 itu sudah paling banyak, tapi kalau ramadan sampai 400 kalau sebelum COVID,” ujarnya.
Sebagian santri sepuh itu ada juga yang datang dari luar Jawa. Kebanyakan yang nyantri lansia wanita. Pondok putri lokasinya berdekatan dengan masjid, sedangkan yang pondok bagi lansia pria agak jauh dari masjid.
Saat ramadan seperti sekarang ini ada juga santri-santri yang tinggal di rumah warga atau tetangga di masjid.
“Kalau ramadan bangunnya sekitar jam 12, jam 1, mereka punya kegiatan sendiri yang pribadi. Setelah itu jam 2.30 untuk mujahadah bersama-sama. Dari jam 3 menunggu sahur,” kata Sri Hartatik, pendamping santri sepuh putri.
Menurutnya, tidak ada kendala yang dikeluhkan para santri sepuh ini. Sebab mereka berniat datang ke ponpes untuk mengaji.
“Nggak perlu tempat yang mewah, makan seadanya. Tempat sederhana. Ada yang mukim, ada yang kos,” tuturnya.
Program selama ramadan ada 20 hari. Tapi banyak yang sampai 25 hari, 27 hari, bahkan 29 hari.
Simak Video “Kantor Pemkot Magelang Dipasang Papan Nama TNI, Walkot Bilang Begini”
[Gambas:Video 20detik]
(dil/rih)
Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.