Sebanyak 14 Kecamatan di Magelang Hujan Abu


Berikut adalah artikel atau berita yang terjadi di nasional dengan judul Sebanyak 14 Kecamatan di Magelang Hujan Abu yang telah tayang di pkv1qq.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

RADAR JOGJA – BPBD Kabupaten Magelang mencatat ada 11 kecamatan yang terdampak hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi, kemarin (11/3). Yakni, Kecamatan Sawangan, Dukun, Candimulyo, Pakis, Tegalrejo, Tempuran, Bandongan, Windusari, Kaliangkrik, Ngablak, dan Mertoyudan. Tiga kecamatan di Kota Magelang juga terdampak.

”Kami masih mendata wilayah yang terdampak karena kemungkinan masih akan bertambah,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono. Bahkan, Dusun Jombong, Desa Paten, Kecamatan Dukun tampak gelap akibat hujan abu tersebut dan berlangsung beberapa saat. Masyarakat dusun itu pun menyalakan lampu agar mereka dapat melihat kondisi sekitar.

Selain melakukan pemantauan dan pendataan, BPBD juga telah membagikan sebanyak 16 ribu lembar masker untuk masyarakat di tiga kecamatan yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) Merapi. Yakni Kecamatan Dukun, Srumbung, dan Sawangan.

BPBD juga meminta agar para penambang galian C untuk sementara menghentikan aktivitasnya. Terutama yang berada di sungai- sungai yang berhulu dari puncak Gunung Merapi. Dia juga mengimbau ma- syarakat di sekitar kawasan Merapi untuk sementara menghentikan aktivitasnya.

Kepala Bagian (Kabag) Pemasaran dan Promosi Ketep Pass Magelang Edwar Alfian menjelaskan, guguran awan panas sangat terlihat dari daya tarik wisata (DTW) Ketep Pass. Namun, kondisinya masih tergolong aman, meski sempat terjadi hujan abu. ”Ketep Pass kondisinya aman,” paparnya.

Dia menceritakan, saat terjadi erupsi Gunung Merapi pada 12.12, kondisi Ketep Pass sedang cerah dan dipadati wisatawan dari luar kota. Awalnya, mereka memang sempat panik saat melihat guguran awan panas. Namun, pengelola gerak cepat untuk mendampingi dan memberi informasi bahwa Ketep Pass berada di titik amam.

Setelah itu, para wisatawan dapat bernapas lega. Bahkan, banyak yang mengabadikan momen erupsi Gunung Merapi. ”Kebetulan tadi belum ada angin, jadi wisatawan aman. Tapi, sekitar pukul 13.00, terbawa angin hingga abunya jatuh ke Ketep Pass,” kata dia.

Alfian menyebut, ketika wisatawan tidak mengenakan masker, pengelola sudah memiliki persediaan dan memberikan kepada mereka. Demi keselamatan bersama. Pasca erupsi, wisatawan juga masih berdatangan. ”Ketep masih buka, posisinya aman. Tadi memang sempat hujan abu dengan intensitas di bawah sedang,” sambungnya.

Kasi Pemerintahan, Pemerintah Desa (Pemdes) Paten Margiyanto mengatakan, tidak ada tanda apapun sebelum adanya erupsi Gunung Merapi. Justru langsung ada awan panas yang bergumul di puncak Merapi hingga menyebabkan hujan abu dengan rata-rata ketebalan 0,5 sentimeter.
Dia menyebut, hujan abu itu terjadi sekitar pukul 12.30. Bahkan, semua dusun di Desa Paten terdampak hujan abu vulkanik tersebut. ”Di Desa Paten ada tujuh dusun dan semuanya terkena (hujan abu). Alhamdulillah saat ini hujan abu sudah reda,” terangnya.

Saat itu, banyak masya- rakat yang beraktivitas seperti biasa. Setelah adanya hujan abu itu, mereka menghentikan aktivitasnya sejenak. Namun, masih ada yang beraktivitas serta mereka diimbau untuk tetap tenang dan waspada. Hingga menunggu instruksi dari Pemkab Magelang.

Seorang warga Desa Sewukan Ida Ratnasari mengatakan, hujan abu yang turun di desanya terjadi sekitar pukul 12.30. Saat itu, dia tengah berada di dalam rumah. Tidak tahu menahu soal awal mula erupsi Gunung Merapi. ”Waktu itu saya mau pergi. Terus keluar rumah dan bertepatan dengan ibu-ibu keluar dari masjid yang sedang ribut dan panik,” bebernya.

Ternyata, ada hujan abu. Mengetahui hal itu, dia mengurungkan niatnya untuk pergi. Langit yang semula cerah berwarna biru dengan sedikit awan, dalam sekejap berubah warna menjadi gelap.

Selang beberapa menit, terjadi hujan deras disertai dengan turunnya abu vulkanik mengguyur desanya. ”Saya baru beberapa detik di depan rumah, tas yang saya pakai langsung penuh dengan abu,” tuturnya.

Hujan tersebut berlangsung selama satu jam dan la- ngit mulai cerah kembali. Namun, atap rumah, ja- lanan, kendaraan, dan lain sebagainya, tertutup abu yang cukup tebal.
Hingga berita ini diturunkan, BPBD Kabupaten Magelang masih melakukan pendataan daerah yang terdampak hujan abu. BPBD juga belum melakukan tindak lanjut terkait dengan pengungsian masyarakat yang terdampak.

Warga di Padukuhan Kaliurang Timur sempat panik. Saat terjadi erupsi, sejumlah lansia turun sampai Patung Udang Kaliurang. Dukuh Kaliurang Timur Anggara Daniawan me- ngatakan, ketika situasi landai, mereka naik lagi kembali ke rumah masing-masing.

Menurutnya, ada delapan rukun tetangga (RT) yang ada di bantaran Sungai Boyong dekat Gardu Pandang  Kaliurang. ”Kemudian kami ambil kebijakan bagi kelompok rentan, agar sementara digeser ke bawah (mencari lokasi aman, Red),” terangnya.

Pihaknya telah menyiapkan Balai Padukuhan sebagai opsi penyelamatan sementara. Sembari melihat situasi, jika masih terjadi guguran, warga harus siap siaga di malam hari. Untuk mengantisipasi dampak dan potensi bencana komunikasi digiatkan. Komunikasi disampaikan ke para tokoh RT dan lainnya agar kewaspadaan ditingkatkan.(aya/mel/din)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.