Berikut adalah artikel atau berita yang terjadi di nasional dengan judul Begini Kesaksian Warga Soal Dahsyatnya Suara Ledakan Bahan Petasan di Kaliangkrik Magelang yang telah tayang di pkv1qq.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.
MAGELANG – Korban bernama Mufid, 33, yang meracik petasan diketahui sudah melakoni kegiatan itu sekitar lima tahun. Dia memanfaatkan lantai dua rumah kakaknya untuk membuat petasan dan kemudian diedarkan secara online.
Baca Juga : Polisi Ungkap Kronologi Lengkap Ledakan Bahan Petasan di Magelang, 1 Orang Ditetapkan Tersangka
Bahkan, suara ledakan yang diakibatkan oleh bahan petasan pada Minggu (26/3) malam terdengar hingga ke Kota Magelang dan Kecamatan Mertoyudan. Yang notabene berjarak sekitar 9 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP). Hal itu tentu mengundang penasaran warga sekitar. Apalagi yang berada di sekitar TKP.
Salah satu warga Supriyono, 38 mendengar suara ledakan saat dirinya tengah berada di masjid. Setelah pulang, dia baru mengetahui jika rumahnya dan rumah lain sudah hancur. Juga terlihat kepulan asap akibat ledakan. Bahkan, sang istri yang berada di dalam rumah mengalami luka-luka di bagian kepala.
Lantaran terkena reruntuhan dan dibawa ke RSU Tidar. Sang istri kini sudah dibawa pulang usai mendapat 10 jahitan. “Dia kena reruntuhan bangunan. Rumah saya di samping rumah korban. Jaraknya nggak ada setengah meter,” terangnya, Senin (27/3).
Sepengetahuannya, korban yang bernama Mufid, 33 itu sudah meracik petasan lebih dari lima tahun. Pekerjaan tersebut sudah dilakoninya setiap bulan Ramadan dan dijual secara online. Selama ini, korban meracik petasan di lantai dua rumah kakaknya.
Sementara istri dan anak korban berada di rumah. Tepatnya di samping rumah sang kakak. Beruntung, istri korban tidak mengalami luka berat. Hanya lecet-lecet. Saat ini, kata dia, istri korban dievakuasi ke rumah tetangga.
Kepala Dusun Junjungan Himawan mengatakan, korban bekerja sebagai buruh harian lepas sebagai tukang batu. Dalam kesehariannya, korban sering bersosialisasi dengan warga sekitar. Paginya, korban bekerja sebagai tukang batu dan malam bekerja membangun rumahnya sendiri.
Saat terjadi ledakan, dia mengaku, tengah berada di dalam rumah dan sedang berkumpul dengan istri dan anaknya. “Suaranya (ledakan) keras. Boom!! Tapi, getarannya agak tidak terasa karena bebarengan dengan suara pacahnya plafon, kaca, dan bangunan,” jelasnya.
Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.